Konflik Perbatasan Thailand Kamboja – Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali memanas, memicu bentrokan yang menimbulkan korban jiwa. Konflik ini berpusat di sejumlah wilayah perbatasan yang strategis. Artikel ini akan membahas lebih dalam lokasi-lokasi tersebut, pemicu bentrokan, serta dampak terkini dari eskalasi ini.
Baca Juga : Turnamen Mobile Legends: Bang Bang Mid Season Cup (MSC) 2025
Konflik Perbatasan Thailand Kamboja Wilayah Perbatasan yang Jadi Pusat Ketegangan
Bentrokan terbaru antara pasukan Thailand dan Kamboja terjadi di sepanjang perbatasan yang membentang di beberapa provinsi. Di sisi Thailand, empat provinsi utama yang berbatasan langsung dengan Kamboja adalah Sisaket, Surin, Ubon Ratchathani, dan Buriram. Keempat provinsi ini memiliki garis perbatasan dengan Provinsi Oddar Meanchey di Kamboja.
Konflik terakhir pecah pada Kamis (24/7) pagi di dekat sebuah kuil di area perbatasan antara Provinsi Surin (Thailand) dan Oddar Meanchey (Kamboja). Area perbatasan ini, meskipun relatif jauh dari ibu kota kedua negara, seringkali menjadi titik gesekan karena klaim wilayah yang tumpang tindih.
Secara geografis, provinsi-provinsi perbatasan Thailand ini memiliki jarak yang signifikan dari Bangkok, ibu kota Thailand. Sebagai contoh:
- Sisaket berjarak sekitar 531,2 km dari Bangkok, dengan waktu tempuh estimasi 7 jam 32 menit.
- Surin berjarak sekitar 479,2 km dari Bangkok, dengan waktu tempuh estimasi 6 jam 51 menit.
- Ubon Ratchathani berjarak sekitar 600 km dari Bangkok.
- Buriram berjarak sekitar 393,7 km dari Bangkok.
Sebaliknya, jarak provinsi-provinsi perbatasan Thailand ini ke Phnom Penh, ibu kota Kamboja, relatif lebih dekat, yaitu sekitar 100 km. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah-wilayah perbatasan ini secara geografis lebih dekat dengan pusat pemerintahan Kamboja.
Pemicu dan Dampak Korban
Eskalasi terbaru dipicu oleh serangan artileri dan roket yang ditembakkan pasukan Kamboja ke area perbatasan Thailand. Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, melaporkan bahwa serangan ini telah menewaskan 12 orang, terdiri dari 11 warga sipil dan satu tentara. Seorang anak juga termasuk di antara korban tewas tersebut, menunjukkan dampak tragis konflik ini terhadap penduduk sipil.
Selain korban tewas, 24 warga sipil dan tujuh personel militer Thailand juga dilaporkan mengalami luka-luka. Rincian korban tewas menunjukkan dampak serangan yang meluas:
Enam korban sipil tewas di dekat sebuah pom bensin di distrik Kantharalak, Provinsi Sisaket. Sekitar 10 warga sipil lainnya terluka di area yang sama.
Dua korban sipil, termasuk seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun, tewas akibat serangan di distrik Kap Choeng, Provinsi Surin. Dua warga sipil lainnya terluka dalam serangan yang sama.
Serangan militer Kamboja lainnya juga menghantam area distrik Nam Yuen di Provinsi Ubon Ratchathani dan distrik Ban Kruad di Provinsi Buriram.
Reaksi Thailand
Militer Thailand mengecam keras tindakan Kamboja yang menggunakan senjata untuk menyerang warga sipil di Thailand. Dalam pernyataan resminya, militer Thailand menegaskan kesiapan mereka untuk melindungi kedaulatan dan rakyat dari tindakan yang dianggap tidak manusiawi ini. Situasi ini menggarisbawahi urgensi penyelesaian damai atas sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama antara kedua negara.
Bagaimana menurut Anda, langkah selanjutnya apa yang harus diambil untuk meredakan ketegangan di perbatasan ini?