Kewajiban Salat Jumat bagi Laki-laki Muslim: Dalil Syar'i dan Ancaman Meninggalkannya
Hiburan

Kewajiban Salat Jumat bagi Laki-laki Muslim: Dalil Syar’i dan Ancaman Meninggalkannya

Jakarta – Salat Jumat merupakan ibadah wajib yang harus ditunaikan oleh setiap laki-laki muslim yang telah memenuhi syarat, meliputi balig, sehat akal, dan tidak berada dalam kondisi yang membolehkan meninggalkan kewajiban (seperti bepergian jauh atau sakit parah).

Baca Juga : Peningkatan Intensitas Siklon Tropis Senyar di Selat Malaka: BMKG Minta Enam Wilayah Sumatra Siaga Cuaca Ekstrem

Hari Jumat sendiri memegang posisi istimewa dalam Islam. Nama “Jumat” berasal dari kata al-jam’u, yang berarti berkumpul, merujuk pada momen berkumpulnya umat Islam di masjid untuk menunaikan salat.

Selain aspek ibadah, hari Jumat memiliki keagungan historis dan eskatologis. Hari ini disebut sebagai hari diciptakannya Nabi Adam ‘alayhis-salām, hari ia dimasukkan ke surga, dikeluarkan darinya, dan bahkan diprediksi sebagai hari terjadinya kiamat, di mana seluruh alam semesta akan hancur.

Dalil dan Perintah Melaksanakan Salat Jumat

Kewajiban menunaikan salat Jumat bagi laki-laki balig ditegaskan dalam dalil-dalil syar’i, baik dari Hadits Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam maupun ayat Al-Qur’an.

1. Perintah dalam Hadits

Mengutip dari buku Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 2 karya Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Rasulullah ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

$$\text{رَوَاحُ الْجُمْعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمِ}$$

Rawāḥu al-jum’ah wājibun ‘alā kulli muḥtalim.

Artinya: “Pergi menunaikan salat Jumat wajib bagi semua lelaki yang sudah balig.” (Hadits ini menegaskan status kewajiban yang ditujukan spesifik kepada laki-laki yang telah mencapai usia dewasa [balig]).

2. Perintah dalam Al-Qur’an

Perintah untuk bergegas melaksanakan salat Jumat juga termaktub jelas dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 9:

$$\text{يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ}$$

Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā nūdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu’ati fas’au ilā żikrillāhi wa żarul-bai'(a), żālikum khairul lakum in kuntum ta’lamūn(a).

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Ayat ini memerintahkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitas duniawi, seperti jual beli, dan segera menuju tempat salat saat azan dikumandangkan).

Keutamaan Hari Jumat dan Ancaman Meninggalkannya

Selain kewajiban, hari Jumat juga dinobatkan sebagai hari paling mulia. Dalam buku Fikih Sunnah 2 karya Sayyid Sabiq, hari Jumat merupakan hari terbaik dalam seminggu, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Nasai, dan Tirmidzi, dari Abu Hurairah:

$$\text{خَيْرُ يَوْمِ طَلَعَتْ فِيْهِ الشَّمْسُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ}$$

Khairu yaumi thala’at fihi ash-shamsu yaumal jumu’ah, fihi khuliqa Ādam ‘alayhis-salām, wa fihi udkhilal-jannah, wa fihi ukh’rija minhā, wa lā taqūmu as-sā’ah illā fī yaumil-jumu’ah.

Artinya: “Sebaik-baik hari ketika matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu, Adam diciptakan dan pada hari itu dia dimasukkan ke dalam surga serta pada hari itu pula dia dikeluarkan dari surga. Hari kiamat pun tidak akan terjadi melainkan pada hari Jum’at.”

Ancaman bagi yang Meninggalkan

Dalam disiplin fikih, kewajiban yang ditinggalkan tanpa uzur syar’i dapat berimplikasi pada dosa besar. Terdapat hadits yang secara keras memberikan peringatan bagi laki-laki muslim yang sengaja meninggalkan salat Jumat.

Rasulullah ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meninggalkan tiga kali salat Jumat karena meremehkan, maka Allah akan mengunci hatinya.” (HR Abu Daud, An-Nasai, dan Tirmidzi). Hadits ini mengindikasikan bahaya spiritual yang serius, yaitu hati yang tertutup dari hidayah, sebagai konsekuensi dari pengabaian terhadap kewajiban syar’i.

Anda mungkin juga suka...