Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan perdagangan Jumat (12/12/2025) dengan kinerja positif, ditutup menguat sebesar 0,46% di level 8.660,50. Penguatan ini terjadi di tengah dinamika sektoral yang cukup signifikan.
Baca Juga : Fokus RUU Sisdiknas: Tujuh Poin Kunci Pengaturan Guru, Sentralisasi Distribusi, dan Perlindungan Profesi
Dinamika Indeks dan Aktivitas Asing
IHSG ditopang oleh lonjakan saham-saham spesifik, dengan BRMS memimpin kenaikan (melesat 24,87%), diikuti oleh AMMN (naik 5,91%), dan ASII (menguat 2,33%).
Sebaliknya, saham-saham dengan kapitalisasi besar (Big Cap) yang menjadi penekan indeks meliputi DSSA (turun 3,06%), BMRI (melemah 2,63%), dan GOTO (terkoreksi 2,94%).
Secara sektoral, hanya lima dari 11 sektor yang berhasil mencatatkan penguatan. Sektor Basic Materials menjadi juara hari itu dengan kenaikan tertinggi sebesar 5,52%, sementara sektor Technology menjadi yang paling tertekan, anjlok sebesar 2,20%.
Dari sisi transaksi, minat investor asing terhadap pasar modal Indonesia tetap kuat, tercermin dari catatan net buy sebesar Rp 569,66 miliar di pasar reguler, dan total net buy mencapai Rp 283,92 miliar di seluruh pasar.
Manuver Korporasi: Utang Sindikasi ABMM dan Aksi Buyback KLBF
1. ABM Investama (ABMM): Restrukturisasi Pembiayaan
PT ABM Investama Tbk. (ABMM) melalui anak usahanya, Cipta Kridatama, sukses menandatangani fasilitas pembiayaan sindikasi senilai Rp 4,20 triliun dengan sejumlah bank nasional pada 12 Desember 2025.
Fasilitas pinjaman jumbo ini dilengkapi dengan opsi akordeon (penambahan plafon) hingga Rp 1,00 triliun yang dapat dimanfaatkan dalam dua tahun ke depan. Tujuan utama dari langkah strategis ini adalah untuk menata kembali struktur pembiayaan perusahaan, menurunkan marjin bunga, dan secara substansial menekan beban keuangan.
Upaya ini sejalan dengan tren penurunan beban keuangan yang sudah terjadi, di mana beban ABMM tercatat turun menjadi $56,76 juta pada Sembilan Bulan (9M) 2025, dari $77,91 juta pada periode yang sama tahun lalu ($ \text{9M}2024$).
2. Kalbe Farma (KLBF): Penguatan Earnings Per Share Melalui Buyback
PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengumumkan rencana buyback saham dengan alokasi maksimal Rp 250 miliar. Aksi korporasi ini dijadwalkan berlangsung antara 16 Desember 2025 hingga 15 Maret 2026, dan akan dibiayai menggunakan dana internal perusahaan.
KLBF memiliki posisi kas yang solid, tercermin dari Kas dan Setara Kas yang mencapai Rp 4,04 triliun per 9M2025. Meskipun buyback ini diperkirakan akan berdampak pada penurunan pendapatan bunga sekitar Rp 2,96 miliar, dampaknya dinilai tidak signifikan terhadap kinerja keuangan secara keseluruhan.
Dampak positif dari buyback adalah berkurangnya jumlah saham beredar, yang secara otomatis akan meningkatkan Earnings Per Share (EPS). EPS KLBF diproyeksikan naik menjadi Rp 70,42 per saham, meningkat tipis dari realisasi EPS 2024 sebesar Rp 70,16 per saham.
Rekomendasi Teknis Saham untuk Hari Ini
Berikut adalah rangkuman rekomendasi teknis saham yang dapat dicermati oleh investor:
| Kode Saham | Aksi | Rentang Harga Beli | Target Keuntungan (TP) | Batas Risiko (SL) |
| PSAB | Buy | 595 – 605 | 625 – 650 | 560 |
| WIFI | Buy | 3640 – 3660 | 3760 – 3840 | 3440 |
| MEDC | Buy | 1305 – 1315 | 1335 – 1350 | 1225 |
| INDY | Buy | 1960 – 1975 | 2040 – 2080 | 1830 |
