Mendongkrak Nilai Ekonomi Karbon Indonesia: Merajut Kepercayaan Global Melalui Gold Standard
Ekonomi

Mendongkrak Nilai Ekonomi Karbon Indonesia: Merajut Kepercayaan Global Melalui Gold Standard

Belem, Brasil – Dalam langkah strategis untuk memaksimalkan potensi ekonomi karbon yang melimpah, Pemerintah Indonesia telah mengambil inisiatif signifikan dengan menjalin kerja sama dengan Gold Standard, sebuah lembaga sertifikasi kredit karbon internasional terkemuka. Pertemuan penting ini dilangsungkan di sela-sela perhelatan akbar Konferensi Perubahan Iklim ke-30 (COP30) di Belem, Brasil, pada Rabu (12/11).

Baca Juga : Soeharto Dianugerahi Pahlawan Nasional: Sikap Tegas Keluarga Menanggapi Pro dan Kontra

Kolaborasi dengan Gold Standard ini menjadi kunci bagi Indonesia untuk mendongkrak potensi ekonomi karbon nasional dan, yang terpenting, membangun tingkat kepercayaan yang tinggi dari pasar karbon global.

Membuka Pintu Pasar Global dengan Integritas

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyambut baik kerja sama ini, menyebutnya sebagai “langkah besar” mengingat Indonesia memiliki potensi sumber daya karbon yang sangat besar, baik dari sektor hutan, lahan, maupun energi.

“Ini merupakan langkah besar karena kita memiliki potensi yang cukup sangat besar. Di sisi lain, Gold Standard merupakan skema yang sudah cukup lama terbangun, memiliki banyak potensial buyer, dan tentu ada standar transparansi dan integritas yang dipercaya banyak orang,” jelas Menteri Hanif.

Dengan Gold Standard yang dikenal luas memiliki standar integritas dan kredibilitas tinggi, sertifikasi dari lembaga ini diharapkan dapat menjamin kualitas dan keaslian kredit karbon Indonesia. Kepercayaan global ini sangat krusial agar aset karbon Indonesia tidak hanya diakui, tetapi juga dihargai secara premium di pasar internasional.

Lebih lanjut, Menteri Hanif mengungkapkan visi jangka panjang dari kerja sama ini: “Sehingga pada saat nanti Indonesia, harapan kita akan mampu kemudian bicara di kancah internasional terhadap sertifikat yang dikeluarkan sendiri oleh Indonesia.” Ini mengindikasikan upaya Indonesia untuk membangun kapasitas dan kredibilitas sertifikasi karbon domestik di masa depan, didukung oleh pengakuan dari standar global.

Strategi “Seller Meet Buyer” dan Target Ekonomi

Di panggung COP30 Brasil, delegasi Indonesia secara aktif melakukan manuver diplomatik dan ekonomi dengan meluncurkan program Seller Meet Buyer. Program ini dirancang untuk mempertemukan para pemilik proyek karbon di Indonesia dengan calon pembeli (buyer) internasional, memfasilitasi perdagangan karbon yang transparan dan berintegritas tinggi.

Indonesia menawarkan kredit karbon yang berlandaskan pada upaya nyata penurunan emisi dan manfaat sosial-lingkungan. Strategi ini dikerahkan untuk menarik perhatian pasar global, khususnya negara-negara maju yang memiliki komitmen ambisius dalam penurunan emisi gas rumah kaca.

Untuk mencapai target ambisius tersebut, Indonesia mengerahkan tim yang terdiri dari 132 negosiator yang bertugas meyakinkan negara-negara lain untuk berpartisipasi dan membeli karbon Indonesia. Perdagangan karbon ini tidak hanya berfungsi sebagai alat mitigasi perubahan iklim global, tetapi juga diproyeksikan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Tanah Air, dengan target perolehan yang diharapkan mencapai Rp 16 triliun.

Masa Depan Ekonomi Hijau Indonesia

Kemitraan dengan Gold Standard dan strategi proaktif di COP30 menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadikan “ekonomi karbon” sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Dengan integritas yang diakui global, aset karbon Indonesia kini siap bersaing dan menjadi solusi kunci dalam upaya mitigasi krisis iklim dunia.

Anda mungkin juga suka...