Pemerintah Prioritaskan Penanganan Karhutla di 6 Provinsi, Klaim Trennya Menurun
Nasional

Pemerintah Prioritaskan Penanganan Karhutla di 6 Provinsi, Klaim Trennya Menurun

Pemerintah Indonesia mengambil langkah serius dalam menanggulangi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dengan memfokuskan perhatian pada enam provinsi prioritas: Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Fokus ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah yang kerap berulang setiap tahun.

Baca Juga : MG4 EV Terbaru Bikin Geger Pasar Tiongkok: Pesanan Tembus Belasan Ribu Unit dalam Sehari

Strategi Terpadu untuk Pencegahan dan Penanganan Karhutla
Menurut Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, penanganan Karhutla di enam provinsi tersebut mengandalkan strategi terpadu yang memadukan berbagai metode. Strategi ini tidak hanya berfokus pada pemadaman, tetapi juga pencegahan.

“Kami memiliki aplikasi, radar, dan satelit yang bisa mendeteksi dua hal penting,” ujar Raja Juli. “Pertama, kondisi cuaca, terutama intensitas hujan. Kedua, tingkat kemudahan terbakar di suatu wilayah, yang dapat memprediksi muka air.”

Berdasarkan data tersebut, berbagai upaya penanganan langsung dieksekusi oleh BNPB. Upaya ini meliputi:

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), sebuah metode untuk memanipulasi cuaca agar terjadi hujan.

Water Bombing, pemadaman api dari udara menggunakan helikopter.

Pengerahan Satuan Tugas (Satgas) Darat, tim yang bertugas memadamkan api langsung di lokasi.

Peran Teknologi dan Sains dalam Pemantauan
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa pemantauan Karhutla dilakukan secara berbasis sains dan teknologi. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk melakukan analisis dan prediksi yang akurat.

“Prinsipnya adalah berbasis sains dan teknologi. Berkat ini, kami dapat mengantisipasi El Nino moderat, seperti yang terjadi pada tahun 2023, enam bulan sebelumnya,” kata Rita.

Prediksi yang dilakukan secara berkala ini sangat membantu dalam menentukan lokasi yang paling berisiko. “Setiap sepuluh hari kami prediksi, dan setiap minggu kami sudah tahu titik-titik mana yang berpotensi mudah terbakar,” tambahnya. “Di situlah OMC dan patroli darat kami kerahkan.”

Hasil Positif dan Tantangan yang Ada
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyebutkan bahwa upaya yang dilakukan menunjukkan hasil positif. “Hingga saat ini, area yang terbakar di enam provinsi prioritas sangat kecil, sekitar tiga ribuan hektare,” jelas Suharyanto, menunjukkan penurunan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, BNPB juga telah menyiapkan lima pesawat untuk OMC yang dapat dikerahkan sesuai kebutuhan. Apabila kondisi awan tidak memungkinkan untuk OMC, pemadaman akan dilakukan oleh Satgas darat dan helikopter untuk water bombing.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara berbagai instansi, didukung oleh teknologi canggih dan strategi terpadu, menjadi kunci utama dalam mengatasi Karhutla di Indonesia. Meskipun trennya menurun, tantangan tetap ada, terutama saat menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti El Nino. Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan terus menjadi prioritas untuk memastikan Karhutla dapat dikendalikan sepenuhnya di masa mendatang.

Anda mungkin juga suka...