Angela Rayner, Wakil Perdana Menteri Inggris, telah mengundurkan diri dari jabatannya setelah mengakui kurang bayar pajak properti. Pengunduran diri ini menjadi pukulan besar bagi pemerintahan Perdana Menteri Keir Starmer.
Baca Juga : Pertemuan Perwakilan Mahasiswa dan Istana Negara: Aspirasi untuk Masa Depan Bangsa
Skandal ini mencuat setelah sebuah investigasi independen menemukan bahwa Rayner tidak mengindahkan saran hukum yang diterimanya dan melanggar kode etik menteri. Rayner sendiri menyalahkan kesalahan tersebut pada saran yang “tidak akurat” terkait pajak properti atas pembelian sebuah apartemen.
Setelah laporan investigasi yang memberatkan tersebut dirilis, Rayner mengajukan pengunduran dirinya kepada PM Starmer. Dalam surat pengunduran dirinya, ia menyebut temuan investigasi dan dampaknya pada keluarga sebagai alasan utamanya.
Sosok Angela Rayner
Sebelum skandal ini, Rayner dikenal sebagai sosok yang populer di kalangan akar rumput partai dan bahkan dianggap sebagai calon penerus Starmer. Ia memiliki latar belakang yang unik dan inspiratif. Tumbuh besar di Stockport, salah satu kawasan perumahan sosial termiskin di pinggiran Manchester, Rayner menghadapi berbagai tantangan sejak usia dini.
Ia harus bertanggung jawab merawat ibunya yang menderita bipolar dan depresi, sementara ayahnya sering tidak ada di rumah. Dalam surat pengunduran dirinya, Rayner membandingkan tantangan pemerintahan dengan tantangan yang lebih besar dalam kehidupan, yaitu “tantangan untuk menyediakan makanan”.
Reshuffle Kabinet Starmer
Menanggapi pengunduran diri Rayner, PM Starmer segera melakukan perombakan besar-besaran (reshuffle) kabinet. Ia menunjuk David Lammy, yang sebelumnya menjabat Menteri Luar Negeri, sebagai Wakil Perdana Menteri yang baru.
Jabatan Menteri Luar Negeri kini dipegang oleh Yvette Cooper, yang sebelumnya menjabat Menteri Dalam Negeri. Sementara itu, posisi Menteri Dalam Negeri diisi oleh Shabana Mahmood yang sebelumnya adalah Menteri Kehakiman.
Starmer menghadapi posisi sulit dalam melindungi Rayner setelah keputusan penasihat independen yang menyatakan bahwa wakilnya itu melanggar aturan. Skandal ini menjadi yang paling merusak bagi pemerintahan Starmer, terutama setelah ia sempat memberikan dukungan penuh saat tuduhan penggelapan pajak sebesar $54.000 (sekitar Rp885 juta) pertama kali muncul.
Dalam surat pengunduran dirinya, Rayner menyampaikan permintaan maaf kepada Starmer dan mengakui penyesalannya. Ia menyatakan, “Saya sangat menyesali keputusan saya untuk tidak mencari nasihat pajak spesialis tambahan.”