Bagi penggemar sepak bola di Indonesia, nama Tijjani Reijnders sudah tak asing lagi. Gelandang energik milik AC Milan ini punya ikatan darah yang kuat dengan Indonesia melalui sang ibunda, Angelina Syane Lekatompessy. Tak heran jika banyak yang berharap melihatnya mengenakan seragam Merah Putih.
Baca Juga : Drama di Jepara! Persijap Tumbangkan Persib 2-1 di Laga Super League
Dukungan Luar Biasa dari Penggemar Indonesia
Dalam sebuah wawancara di program Adam Talks yang disiarkan oleh Stadium Astro, Reijnders mengungkapkan betapa besarnya dukungan dari para penggemar di Indonesia.
“Indonesia adalah salah satu negara dengan basis penggemar sepak bola terbesar di dunia,” ujarnya. “Saya sering menonton pertandingan timnas mereka, bahkan saya mengikuti setiap laga di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Saya berharap mereka lolos.”
Kecintaan Reijnders pada Timnas Indonesia juga diperkuat oleh fakta bahwa adiknya, Eliano Reijnders, telah memilih untuk membela skuad Garuda. “Akan menjadi sebuah mimpi yang jadi kenyataan jika suatu hari saya bisa menghadapi saudara saya di Piala Dunia,” tambahnya, menunjukkan betapa ia menghargai momen persaingan yang sehat dengan sang adik di panggung internasional.
Alasan Tak Bisa Bergabung dengan Timnas Indonesia
Meskipun ikatan emosionalnya kuat, Tijjani Reijnders sadar bahwa membela Timnas Indonesia kini sudah tidak mungkin. Ia sudah berkomitmen penuh pada tim nasional Belanda, dan bahkan telah mencatatkan 23 penampilan bersama tim berjuluk De Oranje tersebut.
Meskipun demikian, hal itu tidak menghentikan para penggemar Indonesia untuk tetap mencoba. “Lucunya, kadang-kadang masih ada saja orang Indonesia yang meminta saya bergabung dengan timnas mereka,” ungkap Reijnders sambil tersenyum. “Hal itu tidak mungkin, karena saya sudah bermain untuk Timnas Belanda.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun ia tidak bisa secara fisik bermain untuk Indonesia, Reijnders tetap memiliki tempat istimewa di hatinya untuk tanah leluhur. Dengan karier yang terus menanjak dan bakat yang luar biasa, Reijnders akan terus menjadi sorotan, baik di Belanda maupun di Indonesia.
