Digitalisasi UMKM Dorong Ekonomi – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Kontribusinya yang mencapai lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan kemampuannya menyerap 97% tenaga kerja nasional pada tahun 2024 menunjukkan betapa vitalnya peran sektor ini. Untuk itu, transformasi digital menjadi langkah krusial untuk memperkuat UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan membuka peluang pasar global yang lebih luas.
Baca Juga : Pemindahan ASN ke IKN Berjalan Bertahap, Seleksi Ulang Dilakukan di 2026
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kementerian dan lembaga, terus gencar mendukung UMKM agar bisa “naik kelas.” Salah satu upaya terbesarnya adalah dengan menargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada tahun 2024. Target ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memanfaatkan potensi digital untuk memajukan perekonomian.
Digitalisasi UMKM Dorong Ekonomi Strategi Pemerintah dalam Mendorong Digitalisasi UMKM
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berada di garis depan dalam program adopsi teknologi digital. Melalui pelatihan dan pendampingan, Komdigi membantu UMKM beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat. Salah satu contoh nyata keberhasilan program ini adalah di Kampung Wisata Keramik Dinoyo Malang.
Menurut Menteri Komdigi, Meutya Hafid, “Kampung Wisata Keramik Dinoyo adalah bukti nyata bagaimana digitalisasi dapat mengangkat warisan budaya ke pasar global, menciptakan nilai tambah, dan membuka peluang baru bagi masyarakat.”
Selain pelatihan, Komdigi juga berfokus pada pembangunan infrastruktur. Ketersediaan internet di pusat-pusat UMKM, tempat wisata, hingga di titik Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih menjadi prioritas. Infrastruktur ini memungkinkan UMKM mempromosikan produk dan pariwisata secara efektif.
Tak hanya itu, Komdigi juga terus mendorong penggunaan layanan pembayaran digital. Layanan ini tidak hanya memberikan kemudahan bertransaksi bagi konsumen, tetapi juga mempermudah UMKM mengelola keuangan mereka.
Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dalam Ekosistem Digital
Meutya Hafid juga menekankan pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi UMKM. Dengan mendaftarkan HAKI, UMKM bisa melindungi kreativitas dan inovasi produk mereka, sehingga memiliki daya saing yang lebih kuat di pasar global. Langkah ini menjadi bagian integral dari upaya digitalisasi UMKM.
“Jika partisipasi UMKM digital bisa meningkat hingga 70%, dampaknya bagi ekonomi nasional akan luar biasa!” ujar Meutya Hafid.
Sinergi dan Dukungan dari Berbagai Pihak
Upaya digitalisasi UMKM mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Menteri UMKM, Maman Abdurrahman. Menurutnya, program seperti Kopdes Merah Putih dapat menjadi peluang emas bagi UMKM untuk berkembang.
“Justru itu bagus banget buat UMKM. Kan nanti kan macem-macem tuh bentuk-bentuk usahanya, ada yang usaha A, B, C, D. Yang akan menjadi anggota koperasi pastinya dari teman-teman UMKM, masyarakatnya. Oh, jadi justru kita happy banget,” ungkap Maman Abdurrahman.
Dukungan serupa juga datang dari daerah. Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Eko Suwanto, menilai digitalisasi mampu meningkatkan daya saing UMKM. Ia menekankan bahwa digitalisasi harus diimbangi dengan pembangunan karakter dan semangat juang yang kuat.
Dari sisi ekonomi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, melihat digitalisasi sebagai solusi untuk menjawab tantangan perlambatan ekonomi.
“Kalau perputaran uang melambat, pasar juga ikut mengecil. Karena itu, kami mendorong digitalisasi UMKM agar transaksi tidak hanya bergantung pada lokasi fisik, tapi bisa menjangkau pasar lebih luas,” jelas Budi.
Ia menambahkan bahwa digitalisasi, terutama melalui penggunaan QRIS, dapat mempercepat perputaran uang di pasar dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan digitalisasi, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar mereka, menjaga keberlangsungan usaha, dan terus berkontribusi signifikan pada kemajuan ekonomi bangsa.
