Partai Amerika Milik Elon Musk: Sebuah Tantangan atau Kesia-siaan di Lanskap Politik AS?
Internasional Politik

Partai Amerika Milik Elon Musk: Sebuah Tantangan atau Kesia-siaan di Lanskap Politik AS?

Partai Baru Elon Musk – Elon Musk, salah satu figur paling berpengaruh di dunia, mengejutkan publik dengan meluncurkan partai politik baru di Amerika Serikat. Langkah ini muncul setelah pecah kongsi antara Musk dan mantan Presiden Donald Trump. Namun, seberapa besar peluang partai anyar besutan Musk ini untuk menggoyahkan dominasi Partai Demokrat dan Partai Republik yang telah mengakar kuat di AS?

Baca Juga : Akses Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas Keluarga di Jakarta, Kata Gubernur Pramono Anung

Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana, memberikan pandangannya. Menurutnya, meskipun AS memiliki banyak partai politik di berbagai negara bagian, bahkan ada partai komunis sekalipun, dominasi tetap berada di tangan dua raksasa politik: Partai Demokrat dan Partai Republik.

Partai Baru Elon Musk

“Kalau di AS sebenarnya partai tidak cuma 2 yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat. Banyak sih partai terutama di negara-negara bagian,” ujar Prof. Hikmahanto kepada wartawan pada Senin (7/7/2025). “Memang yang dominan hanya dua yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Ia menegaskan keyakinannya bahwa kedua partai besar akan tetap mendominasi, dan menurutnya, pencetusan partai baru oleh Elon Musk belum tentu membuat rakyat AS mau memilihnya.

Tradisi Dua Partai yang Mengakar Kuat
Sejarah politik AS menunjukkan bahwa sistem dua partai telah menjadi tulang punggung demokrasi mereka. Meskipun terkadang muncul calon independen dengan perolehan suara yang cukup signifikan, upaya mereka untuk merebut kursi kepresidenan selalu kandas di hadapan kekuatan mesin politik Partai Demokrat dan Partai Republik. Fenomena ini menguatkan argumen bahwa pemilih AS cenderung loyal pada salah satu dari dua pilihan utama yang telah terbukti kuat.

“Jadi keinginan Elon Musk bisa jadi sia-sia saja karena pemilih AS akan tetap memilih satu di antara dua partai yang dominan,” sambung Prof. Hikmahanto, mengindikasikan bahwa ambisi politik Musk mungkin akan menghadapi tembok besar tradisi pemilu di AS.

“Partai Amerika” dan Kritik Musk terhadap Demokrasi AS

Musk sendiri tidak gentar dengan pandangan skeptis ini. Ia menyatakan telah membentuk partai yang ia namai Partai Amerika. Ia memandang bahwa dominasi dua partai besar dalam sistem politik AS bukanlah cerminan demokrasi sejati. Melalui platform media sosial miliknya, X (sebelumnya Twitter), bos SpaceX dan Tesla itu menyuarakan kekecewaannya.

“Jika menyangkut kebangkrutan negara kita dengan pemborosan & korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi,” tulis Musk. Dengan nada optimis, ia melanjutkan, “Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda.”

Pernyataan ini mencerminkan kegerahan Musk terhadap apa yang ia anggap sebagai stagnasi dan korupsi dalam politik AS. Ia tampaknya melihat pembentukan partai baru sebagai jalan untuk mengembalikan prinsip-prinsip kebebasan yang menurutnya telah terkikis.

Retaknya Hubungan dengan Donald Trump

Langkah Musk mendirikan partai politik baru ini tak lepas dari perselisihannya dengan Donald Trump. Padahal, sebelumnya Musk dikenal sebagai donor politik terbesar bagi Trump dalam Pilpres AS 2024. Keretakan hubungan ini mencuat setelah Musk, yang sempat memimpin upaya Partai Republik untuk memangkas pengeluaran dan pekerjaan federal sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), berselisih paham dengan Trump terkait rencana pengeluaran domestik besar-besaran.

Musk secara terbuka menyatakan bahwa rencana pengeluaran tersebut akan memperbesar utang AS. Ia bahkan berjanji akan melakukan segala cara untuk menggagalkan rencana itu, sebuah sikap yang jelas bertentangan dengan agenda Trump. Perbedaan pandangan ekonomi inilah yang tampaknya menjadi pemicu utama renggangnya hubungan antara dua tokoh kontroversial ini, dan pada akhirnya, mendorong Musk untuk menempuh jalurnya sendiri dalam arena politik.

Anda mungkin juga suka...